Cara Memilih Psikolog dan Psikiater yang Tepat
Jakarta – Cara memilih psikolog dan psikiater dengan tepat perlu Anda ketahui sehingga Anda bisa mendapatkan manfaat konsultasi secara maksimal.
Anda perlu mendapatkan bantuan dari terapis, seperti psikolog dan psikiater, ketika gangguan psikis yang Anda alami sudah Anda rasakan begitu mengganggu. Anda sudah terlalu lama memendam sendiri dan merasa sudah tak mampu untuk menyimpannya seorang diri lebih lama lagi.
Berkonsultasi dengan terapis menjadi satu di antara solusi terbaik dari kondisi tersebut.
Makin cepat perasaan Depresi akibat permasalahan hidup itu dikonsultasikan kepada ahlinya, makin besar pula kesempatan Anda untuk pulih.
Meski begitu, bukan berarti Anda lantas berkonsultasi dengan sembarang terapis karena keahlian terapis akan sangat memengaruhi proses pemulihan jiwa Anda.
Ingat, kecocokan Anda dengan terapis, baik itu psikolog maupun psikiater sangat berpengaruh terhadap proses pemulihan Anda. Jadi, sebaiknya jangan asal-asalan demi kesembuhan jiwa diri sendiri.
Perhatikan beberapa cara berikut ini sebelum mencari terapis yang tepat untuk membantu memulihkan kondisi Anda.m
Berikut cara memilih psikolog dan psikiater yang tepat, disadur dari Klikdokter, Rabu (15/6/2022).
Cara Memilih Psikolog dan Psikiater yang Tepat
1. Identifikasi yang Anda butuhkan
Anda harus memiliki gagasan yang tepat mengapa Anda mencari bantuan.
Apakah Anda sedang berjuang mengatasi masalah emosional? Apakah sedang mengalami kesulitan pernikahan atau hubungan? Apakah sedang mengalami gangguan fokus dan ingatan? Atau sedang memiliki perilaku adiktif yang ingin segera dihilangkan?
Dengan mengidentifikasi permasalahan Anda terlebih dahulu, itu bisa memudahkan Anda dalam mencari terapis yang benar.
2. Psikolog atau psikiater?
Hal ini juga penting untuk diperhatikan, apakah Anda membutuhkan seorang psikolog atau psikiater, sebab keduanya berbeda.
Seperti dokter pada umumnya, psikolog bisa mendengarkan, memahami, dan menyimpulkan diagnosis terhadap Anda. Mereka pun banyak melakukan penelitian-penelitian terhadap kasus psikologi, tetapi psikolog tidak bisa memberikan resep obat-obatan.
Sedangkan psikiater, ia bisa melakukan apa yang dilakukan psikolog dan bisa merekomendasikan terapi obat-obatan, tidak melakukan penelitian sebanyak psikolog.
3. Pikir dulu sebelum meminta referensi dari teman dekat atau keluarga
Saat Anda ingin menyembuhkan kondisi psikis secara perlahan, Anda pasti ingin masalah yang sedang dialami hanya diketahui oleh si terapis saja.
Nah, jika Anda ingin meminta referensi dari teman/keluarga, pastikan dulu bahwa antara terapis dan teman/anggota keluarga Anda itu bukan teman dekat supaya suasana tidak canggung nantinya setelah proses terapi berlangsung.
Meski terapis memiliki kode etiknya sendiri untuk tidak membocorkan permasalahan kliennya, pikiran-pikiran yang menghantui Anda bahwa mereka pasti “berbagi cerita” malah akan memperburuk kondisi psikis Anda.
Maka itu, pikirkan dulu masak-masak sebelum meminta referensi. Jika Anda bisa mencari sendiri, tidak perlu ada perantara, bukan?
4. Riset terlebih dahulu
Tidak ada salahnya melakukan riset di internet untuk mendapatkan referensi tentang para terapis. Pasalnya, banyak pasien yang sering membagikan pengalaman berkonsultasi atau terapinya di blog atau media sosial. Setelah melakukan riset dan membandingkannya, pasti Anda menjadi punya bayangan tentang terapis mana yang mau Anda kunjungi.
5. Lakukan “test drive”
Setelah Anda menemukan beberapa terapis yang tampaknya cocok, tidak ada salahnya untuk menanyakan apakah jadwal konsultasi awal bersifat gratis atau hanya melalui obrolan telepon.
Jika sudah mendapatkan jawabannya dan sudah berkonsultasi, tanyakan kepada diri Anda sendiri:
- Apakah saat berkonsultasi tadi Anda merasa nyaman?
- Apakah terapis benar-benar mendengarkan Anda?
- Apakah Anda merasa terapis menghakimi dan mengabaikan Anda?
Dengan tiga pertanyaan tersebut, Anda jadi bisa mengeliminasi terapis mana yang tidak cocok untuk kebutuhan Anda. Atau, terapis yang mana yang cocok dengan perasaan serta permasalahan Anda untuk dilanjutkan ke sesi berikutnya.
6. Jangan teruskan bila…
Bila Anda termasuk orang pendiam, sedangkan terapis yang Anda datangi sangat konfrontatif (suatu pendekatan yang biasa dilakukan dalam terapi obat-obatan dan alkohol), lebih baik jangan diteruskan.
Pasalnya, terapis yang baik akan menyesuaikan cara penanganannya dengan masing-masing karakter individu.
7. Jika bisa, temukan terapis yang memang terkoneksi dengan unsur permasalahan Anda
Saat sedang dirundung berbagai permasalahan, semisal pernikahan, harta gono-gini yang memusingkan, serta hak asuh anak, tidak ada salahnya mencari terapis yang juga mengerti sedikit tentang hukum atau punya koneksi dengan “orang hukum”, seperti pengacara.
Sebab, selain butuh didengarkan dan dipahami, terkadang Anda juga membutuhkan solusi konkret yang bisa membuat Anda lega.
8. Cari psikolog dan psikiater yang bisa dipercaya dan berwawasan luas
Kepercayaan sangat penting di dalam hubungan, termasuk hubungan pasien dengan terapisnya. Terkadang, peran insting sangat berpengaruh di sini.
Jika terapis Anda mengingat setiap detail cerita sebelumnya (punya catatan psikis yang lengkap) dan Anda pun mengiyakan saran dari terapis Anda, itu berarti sudah ada kepercayaan yang terbangun.
Bila sudah ada kepercayaan terbangun, jalan untuk pulih pun makin terbuka lebar. Selain itu, berbicara dengan orang yang atentif dan berwawasan luas tentu lebih menyenangkan.
Maka itu, cari juga terapis yang memiliki pemahaman yang baik terhadap permasalahan Anda serta berpengetahuan luas sehingga dapat menawarkan insight yang bermanfaat dan tentunya mengembangkan diri Anda.